Jumat, 24 Juni 2016

Manusia dan Penderitaan Berserta Solusi Pemecahan Masalah




Manusia di dunia ini dihadapkan pada dua cobaan yaitu cobaan yang mengembirakan dan cobaan yang menyusahkan. Cobaan tersebut berupa tahapan dan rintangan yang menguji manusia dalam kehidupan apabila mampu menyelesaikan dengan baik akan mendapatkan pahala dan bila mengingkarinya  ketentuan yang ada akan tenggelam dalam penderitaan di akhirat kelak.
 Penderitaan berasal dari kata dasar derita. Sementara itu kata derita merupakan serapan dari bahasa sansekerta, menyerap kata dhra yang memiliki arti menahan atau menanggun. Jadi dapat diartikan penderitaan merupakan menanggung sesuatu yang tidak mengenakan. Penderitaaan dapat muncul secara lahiriah, batiniah atau lahir-batin. Penderitaan secara lahiriah dapat timbul karena adanya intensitas komposisi yang mengalami kekurangan atau berlebihan, seperti akibat kekurangan pangan menjadi kelaparan, atau akibat makan terlalu banyak menjadi kekenyangan, tidak dapat dipungkiri keduanya dapat menimbulkan penderitaan. Adapula kondisi alam yang ekstrem, seperti ketika terik matahari membuat kepanasan, atau saat kehujanan membuat kedinginan.
Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, dari yang terberat hingga ringan. Persepsi pada setiap orang juga berpengaruh menentukan intensitas penderitaan. Suatu kejadian dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu dianggap penderitaan bagi orang lain. Dalam artian suatu permasalahan sederhana yang dibesar-besarkan akan menjadi penderitaan mendalam apabila disikapi secara reaksioner oleh individu. Ada pula masalah yang sangat penting disepelekan juga dapat berakibat fatal dan menimbulkan kekacauan kemudian terjadi penderitaan.
Di bawah ini adalah contoh penderitaan beserta solusi pemecahan masalah :
Banjir
Banjir adalah salah satu bencana yang setiap tahun pasti melanda setiap kawasan di Indonesia akhir-akhir ini. Banjir telah banyak menelan korban jiwa yang sangat banyak, bukan hanya merendam rumah warga tapi banjir juga membawa wabah penyakit karena air yang dibawa banjir tersebut merupakan air kotor . Memang bencana ini merupakan salah satu bencana yang parah , tapi seharusnya kita tidak perlu begitu paniknya menghadapi bencana ini, karena bencana ini dapat kita pelajari penyebabnya, solusi bagaimana cara penaggulangannya, dan penyikapan diri kita akan bagaimana cara menghadapi bencana tersebut.
Penyebab terjadinya Banjir
Penyebab bencana banjir ini adalah kurangnya kesadaran manusia akan pentingnya menjaga lingkungan yaitu dengan membuang sampah sembarangan (di selokan ,kali atau sungai , dll) yang berakibat tersumbatnya saluran air sehingga air tidak bisa mengalir dengan lancar dan juga karena pembangunan gedung-gedung maupun bangunan-bangunan apapun yang tidak di barengi dengan memperhatikan alam sekitar ,bencana ini juga dapat disebabkan oleh penebangan yang dilakukan secara liar atau ilegal. Akibatnya tidak adanya resapan air, karena tanah sudah tertutup semua oleh cor-an atau semen sehingga saat hujan ,airnya berkubang ditempat yang paling rendah ,dan terjadilah banjir . Disini seharusnya warga atau masyarakat harus lebih sadar akan lingkungan sekitar ,karena lingkungan yang nyaman merupakan lingkungan yang bagus oleh warga atau masyarakat tersebut.
Menyikapi bencana dan Penderitaan
Bencana dan penderitaan adalah bagian yang tak mungkin terpisahkan dari kehidupan manusia,sangat mustahil jika ada seorang manusia yang tidak pernah mengalami penderitaan. Penderitaan dan kata derita. Kata derita berasal dari kata bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau bathin, atau lahir bathin. Yang termasuk penderitaan itu ialah keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan, dan lain – lain.
Dalam mengahadapi suatu bencana dan penderitaan ada baiknya manusia berfikir positif. Berpikir positif merupakan suatu cara berpikir yang lebih menekankan pada hal-hal yang positif, baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun situasi yang dihadapi. Setiap pikiran positif akan melihat setiap kesulitan dengan cara yang gambling dan polos serta tidak mudah terpengaruh sehingga menjadi putus asa oleh berbagai tantangan ataupun hambatan yang di hadapi. Individu yang berpikir positif selalu di dasarkan fakta bahwa setiap masalah pasti ada pemecahan dan suatu pemecahan yang tepat selalu melalui proses intelektual yang sehat.
Membentuk sikap positif terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan akan membuat seseorang melihat keadaan tersebut secara rasional, tidak mudah putus asa ataupun menghindar dari keadaan tersebut, tetapi justru akan mencari jalan keluarnya. Berpikir positif berkaitan dengan perhatian positif (positive attention) dan juga perkataan yang positif (positive vernalization). Kita juga harus selalu yakin bahwa setiap penderitaan yang kita alami datang dari Tuhan Y.M.E. dengan hidup lebih berserah diri dan yakin akan kebesaran tuhan ,segala derita yang kita pikul juga bisa lebih terasa ringan.
Solusi menghindari bencana dan penderitaan
Sebenarnya suatu bencana dan penderitaan tidak dapat kita hindari, karena hal-hal tersebut sudah diatur dalam suratan takdir manusia.Namun dalam konteks lain ada usaha-usaha yang bisa dilakukan manusia untuk terjadinya bencana. Hal tersebut dapt saya katakan karena jika kita lihat dengan baik,benyak bencana-bencana yang terjadi diakibatkan oleh ulah manusia itu sendiri,seperti bencana banjir yang sesungguhnya dikerenakan sampah dan kurangnya daerah resapan air. Sampah yang menggunung jelas ulah manusia. Jika saja menusia tdak membuang sampah sembarangan dan memiliki pengetahuan lebih tentang daur ulang sampah maka tidak akan tejadi tumpukan sampah dimana-mana.
Senada dengan sampah,kurangnya daenrah resapan air juga dikarenakan ulah manusia yang menebang poon secara liar,sedikit demi sedikit hutan di indonesia akan habis karena terus menerus ditebang demi kepentingan beberapa orang bertanga jiahil.
Karena itu solusi paling tepat untuk menghindari bencana adalah memulaiya dari kesadaran dalam diri masing-masing individu untuk behenti melakukan tindaan-tindakan yang mampu memacu terjadinya suatu bencana yang pada akhirnya menyebabkan penderitaan. Sebaiknya cara yang paling tepat atau solusi yang paling tepat adalah tetap waspada saat mendekati musim musim mendekati bencana ,misalnya musim hujan . Kita harus tetap bersiaga dan selalu berdoa
Sikap kita mengenai bencana dan penderitaan
Sebagai warga indonesia jelas saya begitu miris melihat bencana yang terus terjadi di Negara kita tercinta ini. Namun seperti yang saya utarakan sebelumnya,bahwa banyak penyebab bencana itu datang dari manusia yang hanya mementingkan diri sendiri.
Bencana alam sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam,manusia, dan atau oleh keduanya dan menyebabkan korban manusia, penderitaan, kerugian,kerusakan sarana dan prasarana lingkungan dan ekosistemnya serta menimbulkan gangguanterhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat. Penanggulangan Bencana Alam yangdilakukan saat ini masih menyimpan beberapa masalah antara lain sebagai berikut:
•Kelambatan dalam mengantisipasi tanggap darurat bencana;
•Kurangnya koordinasi dalam perencanaan dan pelaksanaan dalam pemulihan pasca bencana;
•Kerangka kerja kelembagaan lebih fokus pada pelaksanaan tanggap darurat bencana disbanding     pemulihan pasca bencana serta pendanaan yang lebih ditekankan pada tanggap daruratbencana.
•Pemahaman atas pengurangan resiko bencana juga masih terlihat jelas akan kurangnya  pemahaman dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana dan resiko bencana.
•Lemahnya kinerja kelembagaan dalam pelaksanaan pengurangan resiko bencana, kurangnya perencanaan dan pelaksanaan dalam pengurangan resiko bencana serta kurang terpadunya rencana penataan ruang dengan pengurangan resiko bencana.
•Ketidak pahaman masyarakat dalam memberikan bantuan terhadap para korban, mengakibatkan masyarakat yang menjadi korban bencana alam sangat bergantung pada upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah.
•Belum terpenuhinya pelayanan standar minimum yang disyaratkan oleh piagam kemanusia terkait dengan pemberian bantuan terhadap korban bencana, sehingga sering ditemui korban bencana terkesan tidak dipenuhi akan haknya terhadap kehidupan yang bermartabat.

Sumber :
https://bagaskawarasan.wordpress.com/2012/12/08/tugas-5-ilmu-budaya-dasar-ibd-manusia-dan-penderitaan/

Manusia dan Kasih Sayang terhadap Sesama



Manusia dan Kasih Sayang terhadap Sesama

Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S.Porwadarminta adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Dalam kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang  ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Percintaan muda-mudi (pria-wanita) bila diakhiri dengan perkawinan, maka didalam rumah tangga keluarga muda itu bukan lagi bercinta-cintaan, tetapi sudah bersifat kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang. Dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya,  saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang  bulat dan utuh.
Manusia adalah makhluk sosial. Yang berarti manusia saling membutuhkan satu sama lain dengan saling ketergantungan dan saling menguntungkan terhadap sesama. Manusia merupakan makhluk yang diciptakan dengan kemampuan akal yang istimewa dari makhluk lainnya, dengan akal tersebut, manusia dapat berpikir, apa yang harus mereka lakukan, apa yang mereka perlukan, mengapa mereka harus melakukan sesuatu hal. Semua itu dikarenakan manusia adalah makhluk yang diciptakan dengan sebuah akal serta perasaan untuk saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
Cinta kasih dan kasih sayang adalah satu kesatuan yang menjadi unsur mengapa manusia saling membutuhkan. Manusia saling membutuhkan untuk mengisi hidupnya agar hidupnya dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan harapan mereka. Manusia tidak luput dari kata cinta kasih, manusia adalah makhluk sosial yang sangat rentan dengan apa yang disebut dengan kasih sayang. Kasih sayang terhadap sesama karena mahluk ciptaan Tuhan, dengan segala berkah serta rahmat dari-Nya untuk dapat berkomunikasi dan juga untuk dapat berinteraksi sehingga timbul adanya suatu kesatuan antara mereka.
Cinta kepada Sesama Manusia 
Cinta adalah rasa sangat suka atau saying (kepada) ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan arti dari kasih adalah perasaan saying atau cinta (kepada) atau sangat menaruh belas kasihan. Dengan demikian, cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasih.

Menurut Erich Fromm, ada lima syarat untuk mewujudkan cinta kasih, yaitu:
- Perasaan
- Pengenalan
- Tanggung jawab
- Perhatian
- Saling menghormati

Ada tiga tingkat cinta :
1. Cinta atas dasar harapan mendapat sesuatu : yaitu ketika seorang yang mencintai kekasihnya karena menginginkan sesuatu dari kekasihnya itu. Dan sesuatu yang diinginkannya itu biasanya berujud materi.
2. Cinta atas dasar mengharap ridho kekasih : yaitu mencintai kekasih karena semata mengharap ridhonya. Orang yang memiliki cinta tingkat kedua ini akan melakukan apapun secara sukarela dengan tujuan agar kekasih mendapatkan kebahagiaan. Agar kekasih memperoleh kesenangan. Agar kekasih terhindar dari marabahaya, dll. Terkadang dia berani mengambil resiko besar dalam melakukan hal-hal tersebut. Terkadang dia bersedia melakukan sesuatu yang konyol dan memalukan. Terkadang dia mau melakukan sesuatu yang tidak masuk akal.
3. Cinta atas dasar mengharap Ridho Allah sekaligus ridho kekasih : inilah cinta sejati. Inilah cinta tertinggi. Pada cinta jenis kedua (mengharap ridho kekasih), adakalanya orang tersebut melakukan sesuatu dengan tulus namun apa yang dilakukannya itu tidak diridhoi oleh Allah, Sang Pencipta Cinta. Artinya apa yang dilakukannya itu menyimpang dari aturan-aturan agama. Jika demikian adanya, maka dia dan kekasihnya tidak akan merasakan kebahagiaan sejati. Yang dirasakannya hanyalah kesenangan jangka pendek dan bersifat semu.

Berdasarkan arah pandanganya, cinta kasih manusia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

Cinta kasih secara vertikal yaitu meliputi cinta kasih terhadap Tuhan sebagai sang pencipta, termasuk apapun yang berhubungan langsung dengan Tuhan itu sendiri. Seperti Cinta kasih terhadap Agama, Nabi, KitabSuci, Malaikat, dan lainnya.
Cinta kasih secara horisontal yaitu meliputi cinta kasih terhadap lingkungannya. seperti Cinta kasih terhadap antar sesama Manusia, Alam, Hewan dan Tumbuhan.
Sumber :
http://khalishblog.blogspot.co.id/2014/11/cinta-terhadap-tanah-air-alam.html

Rabu, 13 Januari 2016

ANALISA PROGRAM REVOLUSI MENTAL PRESIDEN JOKOWI


I.             PROGRAM REVOLUSI MENTAL
Revolusi Mental adalah suatu gerakan untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru, yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat eelang  rajawali berjiwa api yang menyala-nyala.” Itulah adalah gagasan revolusi mental yang pertama kali dilontarkan oleh Presiden Soekarno pada Peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1956. Soekarno melihat revolusi nasional Indonesia saat itu sedang mandek, padahal tujuan revolusi untuk meraih kemerdekaan Indonesia yang seutuhnya belum tercapai. Inilah ide dasar dari digaungkannya kembali gerakan revolusi mental oleh Presiden Joko Widodo. Jiwa bangsa yang terpenting adalah jiwa merdeka, jiwa kebebasan untuk meraih kemajuan. Jiwa merdeka disebut Presiden Jokowi sebagai positivisme. Sedangkan jiwa budak, jiwa tidak merdeka, atau jiwa yang tidak ingin maju adalah negativisme. 
Revolusi mental menurut beliau itu adalah revolusi jiwa bangsa dari jiwa budak yang negativisme ke jiwa merdeka yang penuh dengan keunggulan atau positivisme. Gerakan revolusi mental semakin relevan bagi bangsa Indonesia yang saat ini tengah menghadapi tiga problem pokok bangsa yaitu; merosotnya wibawa negara,  merebaknya intoleransi, dan terakhir melemahnya sendi-sendi perekonomian nasional.
Lewat gerakan revolusi mental, Presiden Jokowi bertekad membawa Indonesia menjadi bangsa yang berdaulat secara politik,  berdiri di kaki sendiri secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Dalam kehidupan sehari-hari, praktek revolusi mental adalah menjadi manusia yang berintegritas, mau bekerja keras, dan punya semangat gotong royong. Pemerintahan Presiden Jokowi berkomitmen untuk jadi pelopor gerakan revolusi mental kepada masyarakat agar menjadi gerakan sosial, karena pelaku revolusi mental adalah seluruh rakyat Indonesia.
Para pemimpin dan aparat negara akan jadi pelopor untuk menggerakkan revolusi mental, dimulai dari masing-masing Kementerian/Lembaga (K/L). Sebagai pelopor gerakan revolusi mental, pemerintah lewat K/L harus melakukan tiga hal utama yaitu; bersinergi, membangun manajemen isu, dan terakhir penguatan kapasitas aparat negara. Setelah pembenahan ke dalam, dilakukan juga pembenahan ke luar lewat edukasi dan keterlibatan masyarakat.
Terdapat 4 poin yang tercantum di dalam revolusi mental meliputi :
1.             Revolusi Keadilan
Pada tahapan ini, pemerintahan akan melakukan rekontruksi lembaga hukum yang ada di Indonesia supaya menghasilkan produk hukum yang benar-benar adil dan tanpa disisipi unsur korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Revolusi ini diberlakukan untuk menyangkal istilah hukum di Indonesia yang hanya tajam ke bawah dan sangat tumpul ke atas. Dengan kata lain, pemerintahan Jokowi ingin mengembalikan ruh keadilan kepada berbagai lembaga hukum di Indonesia dengan sebaik-baiknya dan sesuai dengan harapan serta cita-cita rakyat Indonesia.

2.             Revolusi Pemberantasan Kemiskinan
Kemiskinan yang sudah dialami oleh sebagian masyarakat Indonesia merupakan hasil dari tugas pokok dan fungsi pemerintahan Indonesia yang tidak efisien paska kemerdekaan 1945. Pemandangan dari simbol-simbol kemiskinan di negeri ini semakin tidak mengindahkan dari waktu ke waktu. Hal ini terbukti dengan masih banyaknya rakyat miskin yang mengalami busung lapar di Papua dan Kalimantan. Infrastruktur pendidikan pun belum termasuk ke skala standar. Revolusi mental disinyalir hadir untuk mengubah kebijakan yang mengakibatkan kemiskinan rakyat menjadi produk kebijakan yang dapat mengangkat harkat serta martabat rakyat indonesia.


3.             Revolusi Produksi Industri Kreatif
Sumber daya manusia Indonesia sebenarnya memiliki potensial tinggi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara nasional, Namun, asumsi tersebut rupanya sering dilupakan oleh pihak pemerintah. Rakyat Indonesia termasuk rakyat dengan multi-kebudayaan sehingga kreatifitas rakyat Indonesia bisa diprioritaskan dengan pembentukan sistem yang memang dikhususkan untuk itu. Misalnya, industri rumah tangga yang sebenarnya dapat membangun perekonomian rumah tangga atau pedesaan dan tidak menutup kemungkinan hasil indsutri rumah tangga tersebut dapat di ekspor. Kebijakan ini dianggap sangat penting untuk diterapkan karena dengan meningkatnya produktifitas rakyat maka akan semakin meningkat pula perekonomian rakyat.

4.             Revolusi Pemberantasan Korupsi.
Korupsi ibarat virus yang sudah merasuki para birokrat sehingga tidak heran jika ada Indonesia dianggap seolah-olah melestarikan budaya korupsi. Faktanya, dari pemerintahan satu ke pemerintahan selanjutnya akan selalu diwarnai banyaknya kasus korupsi yang mayoritas dilakukan oleh birokrat kelas atas atau para elit politik. Birokrat seharusnya menjaga amanah yang telah dimandatkan namun hal tersebut rupanya tidak pernah diindahkan. Meskipun tidak semua birokrat yang melakukan korupsi namun kondisi ini tentunya memerlukan ketegasan serta ketelitian yang intensif dari berbagai lembaga pemerintahan ntuk membasmi korupsi di Indonesia secara tuntas dan menyeluruh.

II.          KELEBIHAN PROGRAM REVOLUSI MENTAL
Gerakan revolusi mental berdampak positif terhadap kinerja pemerintahan Jokowi. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, ada beberapa prestasi yang diraih berkat semangat integritas, kerja keras, dan gotong royong dari aparat negara dan juga masyarakat.
Pemberantasan ilegal fishing, pengelolaan BBM lebih bersih dan transparan, pembangunan pembangkit listrik terbesar di Asia Tenggara, pembangunan tol trans Jawa, trans Sumatera , dan Kalimantan, adalah sedikit hasil dari kerja keras pemerintah Presiden Jokowi.  Ke depan, gerakan revolusi mental akan semakin digalakkan agar sembilan agenda prioritas pemerintah yang tertuang dalam Nawa Cita bisa terwujud.

III.      KEKURANGAN PROGRAM REVOLUSI MENTAL
Program Revolusi Mental Presiden Jokowi terkesan sebagai produk gagasan politik instan lebih mengemuka, apalagi untuk mengaitkan relevansinya dengan gagasan revolusi Soekarno, cenderung dipaksakan. Sebab gagasan soekarno dan revolusi mental lahir dari cara berpikir yang sangat jauh berbeda. Gagasan Soekarno tentang keberdaulatan politik, ekonomi dan budaya adalah gagasan kompleks untuk melihat keterkaitannya dengan posisi struktural kekuasaan yang bersifat objektif, penghadangan terhadap kapitalisme menjadi gerakan politik struktural hingga politik global. Sedangkan revolusi mental mendisversfikasi objek-objek politik masuk pada tatanan subjek sebagai sebuah kesadaran. Sehingga kata Jokowi ‘’perubahan harus dari diri sendiri, keluarga hingga Negara’’, terkesan sekadar menjadi utopia, gagasan yang umumnya muncul dikalangan parpol agamais, yang ironisnya diadopsi secara politik oleh partai nasionalis.
Ruang struktural dalam pembacaan Jokowi hanya berada pada ranah demokrasi birokratis, yang mengandalkan ‘’kebaikan-kebaikan moral’’ pejabat sebagai mesin utama bekerjanya visi revolusi mental. Penguatan birokrasi aparatur Negara sudah menjadi mesin politik yang telah dijalankan Jokowi di kepemimpinannya sebagai Gubernur DKI Jakarta, ini mengesankan bahwa sosok Jokowi lebih cenderung sebagai sosok dengan tipikal pekerja ‘’administratif’’ ketimbang konseptual ideologis.
Dalam konteks jabatan sebagai RI 1 dengan model pemerintahan desentralisasi (sebagian otonomi), peran politik administratif hingga blusukan menjadi tidak terlalu relevan, pembacaan politik ideologis yang menyeluruh dan global menjadi kebutuhan ketimbang bergelut dengan reformasi aparatur birokrasi internal.
Jokowi dan Segmen Politik Gagasan yang bertumpu pada analisa moral Jokowi tidak lepas dari posisi politik jokowi. Secara politik Jokowi mengesankan diri berada ditengah-tengah dua poros kekuatan yang bersikukuh antara borjuis dan rakyat kecil (buruh dan pekerja). Sehingga sebagian orang menganggapnya sebagai ‘’borjuis kecil’’ yang bermodalkan populisme sebagai taktik politis para borjuis yang dimunculkan untuk tetap bertahan pada posisi politiknya dimata rakyat yang telah jenuh menelan pahit. Sehingga upaya untuk menunggu gagasan progresif dan radikal sebagai visi politik Jokowi menjadi absurd, sebab hal tersebut dipengaruhi oleh posisi politik dan segmen politik Jokowi.
Meski Jokowi terkesan lahir dari luar lingkar politik elit, tetapi tak pula ia terkesan lahir ditingkat kelas bawah, posisi sebagai kelas menengah lebih mencolok. Begitupun Kalau kita membaca peta analisa politik diperhelatan gurbernur DKI Jakarta sebelumnya, Jokowi terbilang muncul lewat dukungan kelas menengah dan elit yang dominan, oleh karenaya kebijakan-kebijakan politik Jokowi dominan tak lepas dari eksistensi kelas menengah-elit Jakarta ketimbang merepresentasikan kepentingan kelas buruh dan pekerja. Hal ini dapat dilihat dari linglung-nya Jokowi untuk menentukan sikap politik tegas atas tuntutan-tuntutan buruh yang selalu mengisi perhelatan massa untuk mendapatkan keterbebasan dari penghisapan (may day). Begitupun kebijakan-kebijakan penertiban kota (pasar) yang menjadikannya populis, tak lain merupakan ‘’penggusuran-penggusuran’’’ rakyat kecil yang tampakannya lebih terkesan shaleh ketimbang rezim-rezim yang lain. Memperindah tata ruang kota jauh lebih menjadi kebijakan elitis mercusuar ketimbang menjadi kebijakan popular dimata kelas pekerja dan buruh. Begitupun naiknya harga saham secara drastis atas resminya pencapresan Jokowi sebelumnya, merupakan semiotika penegasan dari popularitas posisi politik Jokowi di mata borjuis, yang tak lepas dari kepentingan survivalitas kepentingan borjuis, kacamata kelas borjuis memposisikan Jokowi sebagai sosok ideal tawar penawar perantara kepentingan, yang bisa lebih mudah untuk menenangkan buruh dan pekerja, berdasarkan kecenderungan politik perasaan yang ‘’dimainkan’’ Jokowi mengantarkannya sebagai figur populis.

IV.      PELAKSANAAN PROGRAM REVOLUSI MENTAL
Adapun pelaksanaan program revolusi mental harus didukung oleh  8 Prinsip revolusi mental yaitu :
1.      Revolusi Mental adalah gerakan sosial untuk bersama-sama menuju Indonesia yang lebih baik.
2.      Harus didukung oleh tekad politik (political will) Pemerintah
3.      Harus bersifat lintas sektoral.
4.      Kolaborasi masyarakat, sektor privat, akademisi dan pemerintah.
5.      Dilakukan dengan program “gempuran nilai” (value attack) untuk senantiasa mengingatkan masyarakat terhadap nilai-nilai strategis dalam setiap ruang publik.
6.      Desain program harus mudah dilaksanakan (user friendly), menyenangkan (popular) bagi seluruh segmen masyarakat.
7.      Nilai-nilai yang dikembangkan terutama ditujukan untuk mengatur moralitas publik (sosial) bukan moralitas privat (individual).
8.      Dapat diukur dampaknya dan dirasakan manfaatnya oleh warga masyarakat.

Kemudian didukung oleh nilai-nilai strategis revolusi mental diantaranya :
a.       Integritas
ü  Kewargaan
Contoh  Perilaku : Bersih, Antri, Hak disable, Hak pejalan kaki, Aman berkendara.
ü  Dapat Dipercaya
Contoh  Perilaku : Anti memberi dan menerima Suap.
b.      Etos Kerja
ü  Profesional
Contoh  Perilaku : Cepat tanggap, tepat waktu, tidak menunda pekerjaan.
ü  Mandiri
Contoh  Perilaku : Cinta produk Indonesia
ü  Kreatif
Contoh  Perilaku : Melakukan inovasi, Anti mencontek, life-long learning
c.       Gotong – Royong
ü  Saling Menghargai
Contoh  Perilaku : Sopan santun, Menerima perbedaan, Anti kekerasan, Anti Diskriminasi, kasih sayang.
ü  Gotong Royong
Contoh  Perilaku : Tolong menolong, kerja sama, kerelawanan.
Adapun siapa penggerak revolusi mental adalah  pemerintah , pengusaha, budayawan, tokoh agama , akademisi, dan terakhir  yaitu kita seluruh bangsa Indonesia.
Revolusi Mental bukan slogan, bukan basa-basi tetapi aksi, untuk mengkomunikasi ide-ide kreatif, untuk membuat aksi yang bisa mendorong masyarakat sekitar kita untuk mengubah kebiasaan yang buruk dan menggantikannya dengan yang positif, kreatif dan bermanfaat. Beberapa aksi diantara sebagai berikut :
1.      Bersih Indonesiaku
Yuk, buat Indonesia bersih! Bawa kantong sampahmu sendiri, buang sampah di tempatnya, ingatkan mereka yang masih buang sampah sembarangan.
2.      Indonesia Ramah Pejalan Kaki
Jalan kaki itu sehat, lho. Tapi sayang sarana untuk pejalan kaki masih sedikit ya? Pemerintah sedang membenahi fasilitas untuk pejalan kaki bekerjasama dengan swasta juga.
3.      Indonesia Bisa Antre

Tertib, tertib, tertib. Kata yang terasa jadi sekadar jargon, ya? Antre, yuk! Hargai diri sendiri dan orang lain dan mengatur diri sendiri agar mengantre pada tempatnya.