Manusia
di dunia ini dihadapkan pada dua cobaan yaitu cobaan yang mengembirakan dan
cobaan yang menyusahkan. Cobaan tersebut berupa tahapan dan rintangan yang
menguji manusia dalam kehidupan apabila mampu menyelesaikan dengan baik akan
mendapatkan pahala dan bila mengingkarinya ketentuan yang ada akan
tenggelam dalam penderitaan di akhirat kelak.
Penderitaan
berasal dari kata dasar derita. Sementara itu kata derita merupakan serapan
dari bahasa sansekerta, menyerap kata dhra yang memiliki arti menahan atau
menanggun. Jadi dapat diartikan penderitaan merupakan menanggung sesuatu yang
tidak mengenakan. Penderitaaan dapat muncul secara lahiriah, batiniah atau
lahir-batin. Penderitaan secara lahiriah dapat timbul karena adanya intensitas
komposisi yang mengalami kekurangan atau berlebihan, seperti akibat kekurangan
pangan menjadi kelaparan, atau akibat makan terlalu banyak menjadi kekenyangan,
tidak dapat dipungkiri keduanya dapat menimbulkan penderitaan. Adapula kondisi
alam yang ekstrem, seperti ketika terik matahari membuat kepanasan, atau saat
kehujanan membuat kedinginan.
Intensitas
penderitaan bertingkat-tingkat, dari yang terberat hingga ringan. Persepsi pada
setiap orang juga berpengaruh menentukan intensitas penderitaan. Suatu kejadian
dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu dianggap penderitaan bagi orang
lain. Dalam artian suatu permasalahan sederhana yang dibesar-besarkan akan
menjadi penderitaan mendalam apabila disikapi secara reaksioner oleh individu.
Ada pula masalah yang sangat penting disepelekan juga dapat berakibat fatal dan
menimbulkan kekacauan kemudian terjadi penderitaan.
Di
bawah ini adalah contoh penderitaan beserta solusi pemecahan masalah :
Banjir
Banjir
adalah salah satu bencana yang setiap tahun pasti melanda setiap kawasan di
Indonesia akhir-akhir ini. Banjir telah banyak menelan korban jiwa yang sangat
banyak, bukan hanya merendam rumah warga tapi banjir juga membawa wabah
penyakit karena air yang dibawa banjir tersebut merupakan air kotor . Memang
bencana ini merupakan salah satu bencana yang parah , tapi seharusnya kita
tidak perlu begitu paniknya menghadapi bencana ini, karena bencana ini dapat
kita pelajari penyebabnya, solusi bagaimana cara penaggulangannya, dan
penyikapan diri kita akan bagaimana cara menghadapi bencana tersebut.
Penyebab terjadinya Banjir
Penyebab
bencana banjir ini adalah kurangnya kesadaran manusia akan pentingnya menjaga
lingkungan yaitu dengan membuang sampah sembarangan (di selokan ,kali atau sungai
, dll) yang berakibat tersumbatnya saluran air sehingga air tidak bisa mengalir
dengan lancar dan juga karena pembangunan gedung-gedung maupun
bangunan-bangunan apapun yang tidak di barengi dengan memperhatikan alam
sekitar ,bencana ini juga dapat disebabkan oleh penebangan yang dilakukan
secara liar atau ilegal. Akibatnya tidak adanya resapan air, karena tanah sudah
tertutup semua oleh cor-an atau semen sehingga saat hujan ,airnya berkubang
ditempat yang paling rendah ,dan terjadilah banjir . Disini seharusnya warga
atau masyarakat harus lebih sadar akan lingkungan sekitar ,karena lingkungan
yang nyaman merupakan lingkungan yang bagus oleh warga atau masyarakat
tersebut.
Menyikapi bencana dan
Penderitaan
Bencana
dan penderitaan adalah bagian yang tak mungkin terpisahkan dari kehidupan
manusia,sangat mustahil jika ada seorang manusia yang tidak pernah mengalami
penderitaan. Penderitaan dan kata derita. Kata derita berasal dari kata bahasa
sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau
merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau
bathin, atau lahir bathin. Yang termasuk penderitaan itu ialah keluh kesah,
kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan, dan lain – lain.
Dalam
mengahadapi suatu bencana dan penderitaan ada baiknya manusia berfikir positif.
Berpikir positif merupakan suatu cara berpikir yang lebih menekankan pada
hal-hal yang positif, baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun situasi
yang dihadapi. Setiap pikiran positif akan melihat setiap kesulitan dengan cara
yang gambling dan polos serta tidak mudah terpengaruh sehingga menjadi
putus asa oleh berbagai tantangan ataupun hambatan yang di hadapi. Individu
yang berpikir positif selalu di dasarkan fakta bahwa setiap masalah pasti ada
pemecahan dan suatu pemecahan yang tepat selalu melalui proses intelektual yang
sehat.
Membentuk
sikap positif terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan akan membuat
seseorang melihat keadaan tersebut secara rasional, tidak mudah putus asa
ataupun menghindar dari keadaan tersebut, tetapi justru akan mencari jalan
keluarnya. Berpikir positif berkaitan dengan perhatian positif (positive
attention) dan juga perkataan yang positif (positive vernalization). Kita juga harus selalu yakin bahwa setiap penderitaan yang kita
alami datang dari Tuhan Y.M.E. dengan hidup lebih berserah diri dan yakin akan
kebesaran tuhan ,segala derita yang kita pikul juga bisa lebih terasa ringan.
Solusi menghindari bencana dan
penderitaan
Sebenarnya
suatu bencana dan penderitaan tidak dapat kita hindari, karena hal-hal tersebut
sudah diatur dalam suratan takdir manusia.Namun dalam
konteks lain ada usaha-usaha yang bisa dilakukan manusia untuk terjadinya
bencana. Hal tersebut dapt saya katakan karena jika kita lihat dengan
baik,benyak bencana-bencana yang terjadi diakibatkan oleh ulah manusia itu
sendiri,seperti bencana banjir yang sesungguhnya dikerenakan sampah dan
kurangnya daerah resapan air. Sampah yang menggunung jelas ulah manusia. Jika
saja menusia tdak membuang sampah sembarangan dan memiliki pengetahuan lebih
tentang daur ulang sampah maka tidak akan tejadi tumpukan sampah dimana-mana.
Senada
dengan sampah,kurangnya daenrah resapan air juga dikarenakan ulah manusia yang
menebang poon secara liar,sedikit demi sedikit hutan di indonesia akan habis
karena terus menerus ditebang demi kepentingan beberapa orang bertanga jiahil.
Karena
itu solusi paling tepat untuk menghindari bencana adalah memulaiya dari
kesadaran dalam diri masing-masing individu untuk behenti melakukan
tindaan-tindakan yang mampu memacu terjadinya suatu bencana yang pada akhirnya
menyebabkan penderitaan. Sebaiknya cara yang paling tepat atau solusi yang
paling tepat adalah tetap waspada saat mendekati musim musim mendekati bencana
,misalnya musim hujan . Kita harus tetap bersiaga dan selalu berdoa
Sikap kita mengenai bencana dan
penderitaan
Sebagai
warga indonesia jelas saya begitu miris melihat bencana yang terus terjadi di
Negara kita tercinta ini. Namun seperti yang saya utarakan sebelumnya,bahwa
banyak penyebab bencana itu datang dari manusia yang hanya mementingkan diri
sendiri.
Bencana alam sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
disebabkan oleh alam,manusia, dan atau oleh keduanya dan menyebabkan korban
manusia, penderitaan, kerugian,kerusakan sarana dan prasarana lingkungan dan
ekosistemnya serta menimbulkan gangguanterhadap tata kehidupan dan penghidupan
masyarakat. Penanggulangan Bencana Alam yangdilakukan saat ini masih menyimpan
beberapa masalah antara lain sebagai berikut:
•Kelambatan dalam mengantisipasi tanggap darurat bencana;
•Kurangnya koordinasi dalam perencanaan dan pelaksanaan dalam pemulihan pasca bencana;
•Kerangka kerja kelembagaan lebih fokus pada pelaksanaan tanggap darurat bencana disbanding pemulihan pasca bencana serta pendanaan yang lebih ditekankan pada tanggap daruratbencana.
•Pemahaman atas pengurangan resiko bencana juga masih terlihat jelas akan kurangnya pemahaman dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana dan resiko bencana.
•Lemahnya kinerja kelembagaan dalam pelaksanaan pengurangan resiko bencana, kurangnya perencanaan dan pelaksanaan dalam pengurangan resiko bencana serta kurang terpadunya rencana penataan ruang dengan pengurangan resiko bencana.
•Kelambatan dalam mengantisipasi tanggap darurat bencana;
•Kurangnya koordinasi dalam perencanaan dan pelaksanaan dalam pemulihan pasca bencana;
•Kerangka kerja kelembagaan lebih fokus pada pelaksanaan tanggap darurat bencana disbanding pemulihan pasca bencana serta pendanaan yang lebih ditekankan pada tanggap daruratbencana.
•Pemahaman atas pengurangan resiko bencana juga masih terlihat jelas akan kurangnya pemahaman dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana dan resiko bencana.
•Lemahnya kinerja kelembagaan dalam pelaksanaan pengurangan resiko bencana, kurangnya perencanaan dan pelaksanaan dalam pengurangan resiko bencana serta kurang terpadunya rencana penataan ruang dengan pengurangan resiko bencana.
•Ketidak
pahaman masyarakat dalam memberikan bantuan terhadap para korban, mengakibatkan
masyarakat yang menjadi korban bencana alam sangat bergantung pada upaya-upaya
yang dilakukan oleh pemerintah.
•Belum
terpenuhinya pelayanan standar minimum yang disyaratkan oleh piagam kemanusia
terkait dengan pemberian bantuan terhadap korban bencana, sehingga sering
ditemui korban bencana terkesan tidak dipenuhi akan haknya terhadap kehidupan
yang bermartabat.
Sumber :
https://bagaskawarasan.wordpress.com/2012/12/08/tugas-5-ilmu-budaya-dasar-ibd-manusia-dan-penderitaan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar