Jumat, 24 Juni 2016

Manusia dan Penderitaan Berserta Solusi Pemecahan Masalah




Manusia di dunia ini dihadapkan pada dua cobaan yaitu cobaan yang mengembirakan dan cobaan yang menyusahkan. Cobaan tersebut berupa tahapan dan rintangan yang menguji manusia dalam kehidupan apabila mampu menyelesaikan dengan baik akan mendapatkan pahala dan bila mengingkarinya  ketentuan yang ada akan tenggelam dalam penderitaan di akhirat kelak.
 Penderitaan berasal dari kata dasar derita. Sementara itu kata derita merupakan serapan dari bahasa sansekerta, menyerap kata dhra yang memiliki arti menahan atau menanggun. Jadi dapat diartikan penderitaan merupakan menanggung sesuatu yang tidak mengenakan. Penderitaaan dapat muncul secara lahiriah, batiniah atau lahir-batin. Penderitaan secara lahiriah dapat timbul karena adanya intensitas komposisi yang mengalami kekurangan atau berlebihan, seperti akibat kekurangan pangan menjadi kelaparan, atau akibat makan terlalu banyak menjadi kekenyangan, tidak dapat dipungkiri keduanya dapat menimbulkan penderitaan. Adapula kondisi alam yang ekstrem, seperti ketika terik matahari membuat kepanasan, atau saat kehujanan membuat kedinginan.
Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, dari yang terberat hingga ringan. Persepsi pada setiap orang juga berpengaruh menentukan intensitas penderitaan. Suatu kejadian dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu dianggap penderitaan bagi orang lain. Dalam artian suatu permasalahan sederhana yang dibesar-besarkan akan menjadi penderitaan mendalam apabila disikapi secara reaksioner oleh individu. Ada pula masalah yang sangat penting disepelekan juga dapat berakibat fatal dan menimbulkan kekacauan kemudian terjadi penderitaan.
Di bawah ini adalah contoh penderitaan beserta solusi pemecahan masalah :
Banjir
Banjir adalah salah satu bencana yang setiap tahun pasti melanda setiap kawasan di Indonesia akhir-akhir ini. Banjir telah banyak menelan korban jiwa yang sangat banyak, bukan hanya merendam rumah warga tapi banjir juga membawa wabah penyakit karena air yang dibawa banjir tersebut merupakan air kotor . Memang bencana ini merupakan salah satu bencana yang parah , tapi seharusnya kita tidak perlu begitu paniknya menghadapi bencana ini, karena bencana ini dapat kita pelajari penyebabnya, solusi bagaimana cara penaggulangannya, dan penyikapan diri kita akan bagaimana cara menghadapi bencana tersebut.
Penyebab terjadinya Banjir
Penyebab bencana banjir ini adalah kurangnya kesadaran manusia akan pentingnya menjaga lingkungan yaitu dengan membuang sampah sembarangan (di selokan ,kali atau sungai , dll) yang berakibat tersumbatnya saluran air sehingga air tidak bisa mengalir dengan lancar dan juga karena pembangunan gedung-gedung maupun bangunan-bangunan apapun yang tidak di barengi dengan memperhatikan alam sekitar ,bencana ini juga dapat disebabkan oleh penebangan yang dilakukan secara liar atau ilegal. Akibatnya tidak adanya resapan air, karena tanah sudah tertutup semua oleh cor-an atau semen sehingga saat hujan ,airnya berkubang ditempat yang paling rendah ,dan terjadilah banjir . Disini seharusnya warga atau masyarakat harus lebih sadar akan lingkungan sekitar ,karena lingkungan yang nyaman merupakan lingkungan yang bagus oleh warga atau masyarakat tersebut.
Menyikapi bencana dan Penderitaan
Bencana dan penderitaan adalah bagian yang tak mungkin terpisahkan dari kehidupan manusia,sangat mustahil jika ada seorang manusia yang tidak pernah mengalami penderitaan. Penderitaan dan kata derita. Kata derita berasal dari kata bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau bathin, atau lahir bathin. Yang termasuk penderitaan itu ialah keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan, dan lain – lain.
Dalam mengahadapi suatu bencana dan penderitaan ada baiknya manusia berfikir positif. Berpikir positif merupakan suatu cara berpikir yang lebih menekankan pada hal-hal yang positif, baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun situasi yang dihadapi. Setiap pikiran positif akan melihat setiap kesulitan dengan cara yang gambling dan polos serta tidak mudah terpengaruh sehingga menjadi putus asa oleh berbagai tantangan ataupun hambatan yang di hadapi. Individu yang berpikir positif selalu di dasarkan fakta bahwa setiap masalah pasti ada pemecahan dan suatu pemecahan yang tepat selalu melalui proses intelektual yang sehat.
Membentuk sikap positif terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan akan membuat seseorang melihat keadaan tersebut secara rasional, tidak mudah putus asa ataupun menghindar dari keadaan tersebut, tetapi justru akan mencari jalan keluarnya. Berpikir positif berkaitan dengan perhatian positif (positive attention) dan juga perkataan yang positif (positive vernalization). Kita juga harus selalu yakin bahwa setiap penderitaan yang kita alami datang dari Tuhan Y.M.E. dengan hidup lebih berserah diri dan yakin akan kebesaran tuhan ,segala derita yang kita pikul juga bisa lebih terasa ringan.
Solusi menghindari bencana dan penderitaan
Sebenarnya suatu bencana dan penderitaan tidak dapat kita hindari, karena hal-hal tersebut sudah diatur dalam suratan takdir manusia.Namun dalam konteks lain ada usaha-usaha yang bisa dilakukan manusia untuk terjadinya bencana. Hal tersebut dapt saya katakan karena jika kita lihat dengan baik,benyak bencana-bencana yang terjadi diakibatkan oleh ulah manusia itu sendiri,seperti bencana banjir yang sesungguhnya dikerenakan sampah dan kurangnya daerah resapan air. Sampah yang menggunung jelas ulah manusia. Jika saja menusia tdak membuang sampah sembarangan dan memiliki pengetahuan lebih tentang daur ulang sampah maka tidak akan tejadi tumpukan sampah dimana-mana.
Senada dengan sampah,kurangnya daenrah resapan air juga dikarenakan ulah manusia yang menebang poon secara liar,sedikit demi sedikit hutan di indonesia akan habis karena terus menerus ditebang demi kepentingan beberapa orang bertanga jiahil.
Karena itu solusi paling tepat untuk menghindari bencana adalah memulaiya dari kesadaran dalam diri masing-masing individu untuk behenti melakukan tindaan-tindakan yang mampu memacu terjadinya suatu bencana yang pada akhirnya menyebabkan penderitaan. Sebaiknya cara yang paling tepat atau solusi yang paling tepat adalah tetap waspada saat mendekati musim musim mendekati bencana ,misalnya musim hujan . Kita harus tetap bersiaga dan selalu berdoa
Sikap kita mengenai bencana dan penderitaan
Sebagai warga indonesia jelas saya begitu miris melihat bencana yang terus terjadi di Negara kita tercinta ini. Namun seperti yang saya utarakan sebelumnya,bahwa banyak penyebab bencana itu datang dari manusia yang hanya mementingkan diri sendiri.
Bencana alam sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam,manusia, dan atau oleh keduanya dan menyebabkan korban manusia, penderitaan, kerugian,kerusakan sarana dan prasarana lingkungan dan ekosistemnya serta menimbulkan gangguanterhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat. Penanggulangan Bencana Alam yangdilakukan saat ini masih menyimpan beberapa masalah antara lain sebagai berikut:
•Kelambatan dalam mengantisipasi tanggap darurat bencana;
•Kurangnya koordinasi dalam perencanaan dan pelaksanaan dalam pemulihan pasca bencana;
•Kerangka kerja kelembagaan lebih fokus pada pelaksanaan tanggap darurat bencana disbanding     pemulihan pasca bencana serta pendanaan yang lebih ditekankan pada tanggap daruratbencana.
•Pemahaman atas pengurangan resiko bencana juga masih terlihat jelas akan kurangnya  pemahaman dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana dan resiko bencana.
•Lemahnya kinerja kelembagaan dalam pelaksanaan pengurangan resiko bencana, kurangnya perencanaan dan pelaksanaan dalam pengurangan resiko bencana serta kurang terpadunya rencana penataan ruang dengan pengurangan resiko bencana.
•Ketidak pahaman masyarakat dalam memberikan bantuan terhadap para korban, mengakibatkan masyarakat yang menjadi korban bencana alam sangat bergantung pada upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah.
•Belum terpenuhinya pelayanan standar minimum yang disyaratkan oleh piagam kemanusia terkait dengan pemberian bantuan terhadap korban bencana, sehingga sering ditemui korban bencana terkesan tidak dipenuhi akan haknya terhadap kehidupan yang bermartabat.

Sumber :
https://bagaskawarasan.wordpress.com/2012/12/08/tugas-5-ilmu-budaya-dasar-ibd-manusia-dan-penderitaan/

Manusia dan Kasih Sayang terhadap Sesama



Manusia dan Kasih Sayang terhadap Sesama

Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S.Porwadarminta adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Dalam kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang  ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Percintaan muda-mudi (pria-wanita) bila diakhiri dengan perkawinan, maka didalam rumah tangga keluarga muda itu bukan lagi bercinta-cintaan, tetapi sudah bersifat kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang. Dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya,  saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang  bulat dan utuh.
Manusia adalah makhluk sosial. Yang berarti manusia saling membutuhkan satu sama lain dengan saling ketergantungan dan saling menguntungkan terhadap sesama. Manusia merupakan makhluk yang diciptakan dengan kemampuan akal yang istimewa dari makhluk lainnya, dengan akal tersebut, manusia dapat berpikir, apa yang harus mereka lakukan, apa yang mereka perlukan, mengapa mereka harus melakukan sesuatu hal. Semua itu dikarenakan manusia adalah makhluk yang diciptakan dengan sebuah akal serta perasaan untuk saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
Cinta kasih dan kasih sayang adalah satu kesatuan yang menjadi unsur mengapa manusia saling membutuhkan. Manusia saling membutuhkan untuk mengisi hidupnya agar hidupnya dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan harapan mereka. Manusia tidak luput dari kata cinta kasih, manusia adalah makhluk sosial yang sangat rentan dengan apa yang disebut dengan kasih sayang. Kasih sayang terhadap sesama karena mahluk ciptaan Tuhan, dengan segala berkah serta rahmat dari-Nya untuk dapat berkomunikasi dan juga untuk dapat berinteraksi sehingga timbul adanya suatu kesatuan antara mereka.
Cinta kepada Sesama Manusia 
Cinta adalah rasa sangat suka atau saying (kepada) ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan arti dari kasih adalah perasaan saying atau cinta (kepada) atau sangat menaruh belas kasihan. Dengan demikian, cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasih.

Menurut Erich Fromm, ada lima syarat untuk mewujudkan cinta kasih, yaitu:
- Perasaan
- Pengenalan
- Tanggung jawab
- Perhatian
- Saling menghormati

Ada tiga tingkat cinta :
1. Cinta atas dasar harapan mendapat sesuatu : yaitu ketika seorang yang mencintai kekasihnya karena menginginkan sesuatu dari kekasihnya itu. Dan sesuatu yang diinginkannya itu biasanya berujud materi.
2. Cinta atas dasar mengharap ridho kekasih : yaitu mencintai kekasih karena semata mengharap ridhonya. Orang yang memiliki cinta tingkat kedua ini akan melakukan apapun secara sukarela dengan tujuan agar kekasih mendapatkan kebahagiaan. Agar kekasih memperoleh kesenangan. Agar kekasih terhindar dari marabahaya, dll. Terkadang dia berani mengambil resiko besar dalam melakukan hal-hal tersebut. Terkadang dia bersedia melakukan sesuatu yang konyol dan memalukan. Terkadang dia mau melakukan sesuatu yang tidak masuk akal.
3. Cinta atas dasar mengharap Ridho Allah sekaligus ridho kekasih : inilah cinta sejati. Inilah cinta tertinggi. Pada cinta jenis kedua (mengharap ridho kekasih), adakalanya orang tersebut melakukan sesuatu dengan tulus namun apa yang dilakukannya itu tidak diridhoi oleh Allah, Sang Pencipta Cinta. Artinya apa yang dilakukannya itu menyimpang dari aturan-aturan agama. Jika demikian adanya, maka dia dan kekasihnya tidak akan merasakan kebahagiaan sejati. Yang dirasakannya hanyalah kesenangan jangka pendek dan bersifat semu.

Berdasarkan arah pandanganya, cinta kasih manusia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

Cinta kasih secara vertikal yaitu meliputi cinta kasih terhadap Tuhan sebagai sang pencipta, termasuk apapun yang berhubungan langsung dengan Tuhan itu sendiri. Seperti Cinta kasih terhadap Agama, Nabi, KitabSuci, Malaikat, dan lainnya.
Cinta kasih secara horisontal yaitu meliputi cinta kasih terhadap lingkungannya. seperti Cinta kasih terhadap antar sesama Manusia, Alam, Hewan dan Tumbuhan.
Sumber :
http://khalishblog.blogspot.co.id/2014/11/cinta-terhadap-tanah-air-alam.html