Jumat, 30 November 2012

Pengorganisasian


PENGORGANISASIAN
Pengorganisasian mempunyai peran penting seperti halnya perencanaan. Melalui pengorganisasian seluruh sumber daya yang dimiliki oleh organisasi akan diatur penggunaannya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Kata “organisasi” mempunyai dua pengertian. Pengertian pertama menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional, seperti organisasi perusahaan, rumah sakit, perwakilan pemerintah atau suatu perkumpulan olahraga. Pengertian kedua berkenaan dengan proses pengorganisasian, sebagai suatu cara dalam mana kegiatan organisasi dialokasikan dan ditugaskan di antara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien.
Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan agar suatu proses pekerjaan yang dikehendaki dapat mencapai tujuan yang telah diatur, disusun, ditetapkan. Semenetara itu, manfaat yang dapat diperoleh dari pengorganisasian ini adalah agar pelaksanaan tugas dilakukan dengan lebih baik dan teratur, koordinasi pelaksanaan pekerjaan dapat lebih baik, pengawasan pelaksanan pekerjaan dapat efektif dan efisien dan tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Pengorganisasian (organizing) merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya–sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya. Istilah pengorganisasian mempunyai bermacam-macam pengertian. Istilah terrsebut dapat digunakan untuk menunjukan hala-hal berikut ini :
1.    Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif sember daya –sumber daya keuangan fisik, bahan baku, dan tenaga kerja organisasi.
2.    Bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatan, di mana setiap pengelompokan diikuti  dengan penugasan seorang manajer yang diberi wewenang untuk mengawasi anggota-anggota kelompok.
3.    Hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugas-tugas dan para
       karyawan.
4.   Cara dalam mana para manajer membagi lebih lanjut tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam departemen untuk mengerjakan tugas tersebut.

Proses Pengorganisasian :
Proses pengorganisasian dapat ditunjukan dengan tiga langkah prosedur berikut ini:
1.        Pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan
organisasi
2.    Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan–kegiatan yang secara logika dapat           dilaksanakan oleh suatu orang.
3.    Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan    para anggotanya organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.
Proses ini akan tercermin pada struktur organisasi, yang mencangkup aspek-aspek penting organisasi dan proses pengorganisasian, yaitu :
1.  Pembagian kerja,
Pembagian kerja adalah pemerincian tugas pekerjaan agar setiap individu dalam organisasi bertanggung jawab untuk dan melaksanakan sekumpulan kegiatan yang terbatas. Kedua aspek ini merupakan dasar proses pengorganisasian suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisiensi dan efektif.
2.   Departementalisasi
Departementalisasi atau sering disebut dengan istilah departementasi merupakan pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi agar kegiatan-kegiatan yang sejenis dan saling berhubungan dapat dikerjakan bersama. Hal ini akan tercermin pada struktur formal suatu organisasi, dan tampak atau ditunjukan oleh suatu bagan organisasi.
3.   Bagan organisasi formal.
Bagan organisasi memperlihatkan fungsi-fungsi, departemen-departeman, atau posisi-posisi  organisasi dan bagaimana menunjukan hubungan diantaranya.
4.   Rantai perintah dan kesatuan perintah.
Rantai perintah menunjukkan hubungan wewenang-tanggungjawab yang menghubungkan atasan dengan bawahan dalam keseluruhan organisasi.
5.    Tingkat-tingakat hirarki manajemen.
Suatu bagan atau gambaran tidak hanya menunjukan manajer dan bawahan tetapi juga keseluruhan hirarki manajemen, yaitu untuk menggetahui masalah yang sangat kompleks.
6.    Saluran komunikasi.
Penggunaan saluran komunikasi yang di gunakan dalam pengorganisasian supaya mempermudah proses pengorganisasian.
7.   Penggunaan komite,
8.   Rentang manajemen dan kelompok-kelompok informal yang tak dapat dihindarkan.
Prinsip rentang menejemen berkaitan dengan jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer atau atasan.

STRUKTUR ORGANISASI
            Struktur organisasi (disain organisasi) dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur ini mengandung unsur–unsur spesialisasi kerja, standardisasi, koordinasi, sentralisasi atau densentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan kerja.
  Faktor penentu perancangan struktur organisasi
Adapun faktor – faktor  utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah sebagai berikut :
1.    Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya.
Strategi akan menjelaskan bagaimana aliran wewenang dan saluran komunikasi dapat disusun diantara para manajer dan bawahan.
2.    Teknologi yang digunakan.
Perbedaan teknologi yang digunkan untuk memproduksi barang–barang atau jasa akan membedakan bentuk struktur organisasi.
3.    Anggota (karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi.
Kemampuan dan cara berpikir para anggota, serta kebutuhan mereka untuk bekerjasama harus diperhatikan dalam merancang struktur organisasi.
4.    Ukuran organisasi.
Besarnya organisasi secara keseluruhan maupun satuan-satuan kerjanya akan sangat mempengaruhi struktur organisasi.
 Unsur struktur organisasi
Unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari :
1.     Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas individual dan kelompok kerja dalam organisasi (pembagian kerja) dan penyatuan tugas-tugas tersebut menjadi satuan-satuan kerja (departemen).
2.     Standardisasi kegiatan, merupakan prosedur-prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin terlaksananya kegiatan seperti yang direncanakan.
3.    Koordinasi kegiatan, menunjukan prosedur-prosedur yang mengintegrasikan fungsi-fungsi satuan-satuan kerja dalam organisasi.
4.    Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan, yang menunjukan lokasi (letak) kekuasaan pembuatan keputusan.
5.    Ukuran satuan kerja menunjukan jumlah karyawan dalam suatu kelompok kerja.
 PEMBAGIAN KERJA
Kelompok dua atau lebih orang yang bekerja bersama secara kooperatif dan dikoorgdinasikan dapat mencapai hasil lebih dari pada dilakukan perseorangan. Konsep ini disebut synergy. Tiang dasar pengorganisasian adalah prinsip pembagian kerja (division of labor) yang synergy terjadi.
 BAGAN ORGANISASI FORMAL
Bagan organisasi memperlihatkan fungsi-fungsi, departemen-departeman, atau posisi-posisi  organisasi dan bagaimana menunjukan hubungan diantaranya. Satuan-satuan organisasi yang terpisah biasanya digambarkan dalam kotak-kotak, dimana dihubungkan  satu dengan yang lain dengan garis yang menunjukan rantai perintah dan komunikasi formal.
Bagan organisasi menggambarkan lima aspek utma suatu strukur  organisasi, yang secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut:
1.    Pembagian kerja.
Setiap kotak individu atau suatu organisasi mana yang bertanggungjawab untuk kegiatan organisasi tertentu, dan tingkat spesialisasi yang digunakan.
2.    Manajer dan bawahan atau rantai perintah.
Rantai perintah menunjukkan hubungan wewenang-tanggungjawab yang menghubungkan atasan dengan bawahan dalam keseluruhan organisasi. Aliran ini dimulai dari jenjang organisasi yang tertinggi sampai karyawan terendah dalam organisasi, seperti terlihat dalam gambar 8.1. Oleh karena itu, setiap organisasi mempumyai kaitan dengan manajer puncak organisasi. Dalam hal ini prinsip kesatuan perintah harus jelas, dimana detiap karywan menerima tugas dan pelimpahan wewenang hanya dari seorang manajer dan melaporkan pertanggungjawaban juga hanya pada seorang manajer.
3.    Tipe pekerjaan yang dilakukan.
Label dan deskripsi pada tiap kotak menunjukan pekerjaan organisaional atau pertanggungjawaban yang berbeda.
4.    Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan.
Keseluruhan bagan menunjukan atas dasar apa kegiatan-kegiatan organisasi dibagi atas asar funsional atau devisional, atau lainnya (departementalisasi).
          Sebenarnya luas tingkat spesialisasi kerja dalam organisasi data diperkirakan dengan mamabaca label-label yang menunjukkan pekerjaan-pekerjaan yang berbeda dan dagaimana dikelompokan. Garis menunjukan rantai perintah yang merupakan aspek kunci koordinasi dalam setiap organisasi, tetapi tanpa informasi tambahan akan menimbulkan yang tidak jelas.
Salah satu keuntungannya adalah karyawan dan lain-lain diberi gambaran bagaimana organisasi disusun. Manajer, bawahan dan tanggungjawab digambarkan dengan jelas. Bila seorang dibutuhkan untuk menangani suatu masalah khusus, baga menunjukan tempat dimana orang itu ditemukan. Proses pembuatan bagan juga memungkinkan manajer mengetahui dengan tepat kelemahan-kalemahan organisasi, seperti sumber-sumber potensial terjadinya konflik atau bidang-bidang dimana duplikasi yang tidak diperlukan terjadi. 
Kelemahan atau kekurangan  utama bagan adalah masih banyak hal-hal yang tidak jelas atau tidak ditunjukan. Sebagai contoh, tidak menunjukan beberapa besar tingkat wewenang dan tanggung jawab setiap tingkatan material. Bagan juga tidak menunjukan hubungan-hubungan informal dan saluran komunikasi, dimana organisasi tidak dapat berfungs efisien tanpa hal-hal itu.
Bentuk-bentuk Bagan Organisasi
Henry G. Hondges mengemukakan empat bentuk bagan organisasi, yaitu :
1.   Bentuk pyramid.
Bentuk ini yang paling banyak digunakansebab sederhana, jelas dan mudah dimengerti.
2.   Bentuk vertikal.
Bentuk vertical agak menyerupai bentuk pyramid, yaitu dalam hal pelimpahan kekuasaan dari atas kebawah, hanya bagan vertical berwujud tegak sepenuuhnya.
3.   Bentuk horizontal.
Bagan ini digambarkan secara mendatar. Aliran wewenang dan tanggungjawab diganbarkan dari kiri ke kanan.
4.   Bentuk lingkaran.
Bagan ini menekankan pada hubungan antara satu jabatan dengan jabatan lain. Bagan bentuk lingkaran jarang sekali digunakan dalam praktek.



Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar